1.Harapan
1. Definisi Harapan
Harapan berasal dari kata “harap” yang berarti
keinginan supaya sesuatu terjadi/terwujud. Sehingga, harapan itu berarti
sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian, harapan itu menyangkut
masa depan kita.
2.
Harapan dan
cita-cita
Pernahkan anda mendengar seorang anak kecil berkata “cita-citaku
ingin menjadi dokter” mungkin hal itu terdengar begitu sombong atau
berlebihan. Namun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Sebenarnya,
harapan dan cita-cita itu hampir sama, cita-cita itu adalah sesuatu yang
diinginkan setingi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Namun
tidak ada salah jika seseorang mempunyai cita-cita dan harapan yang tinggi.
Yang terpenting adalah kita harus bermimpi/bercita-cita terlebih dahulu
kemudian mimpi/cita-cita itu diperkuat lagi oleh harapan dan percayalah kepada
mimpi itu. Kemudian langkah akhir adalah kerja keras untuk mewujudkannya.
Ada dua kesamaan antara harapan dan cita-cita,yakni:
1.
Keduanya menyangkut masa depan, karena
belum terwujud.
2.
Harapan dan cita-cita itu berarti
menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.
2.Sebab-Sebab Manusia mempunyai Harapan
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang itu memiliki
harapan, yaitu :
1) Dorongan
Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah
yang sudah terwujud pada dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh
Tuhan. Dorongan kodrat membuat manusia mempunyai keinginan dan harapan, seperti
menangis, tertawa, sedih, dan bahagia. Di dalam diri manusia masing-masing
sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk bergaul,hidup
bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah
manusia memiliki harapan.
2) Dorongan
kebutuhan hidup
Kebutuhan hidup manusia pada umumnya terdiri dari 2
yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk bisa memenuhi semua kebutuhan itu
maka manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini dikarenakan
kemampuan manusia itu sangat terbatas baik kemampuan fisik dan berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow, sesuai
dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
ü Kelangsungan
hidup (survival).
ü Keamaanan
(safety).
ü Hak
dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
ü Diakui
lingkungan (status).
ü Perwujudan
cita-cita (self-actualization).
2.Penyebab manusia mempunyai harapan
Menurut kodratnya
manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut
dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota
masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup.
Ditengah - tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang
balk fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong
orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain.
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain.
3. Doa
Pengertian Doa
Doa bererti memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada
Allah s.w.t yang Maha Pemurah. Allah s.w.t. menyuruh orang-orang Islam berdoa
atau meminta sesuatu kepadaNya seperti firman di bawah yang bermaksud:
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)
Macam-Macam Doa
1. Doa Mau Tidur
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ
Nabi saw apabila mau tidur, beliau berdoa Ya Allah dengan
NamaMu aku Hidup dan Mati
HR Al Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud
13:244 No 4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i 6:187
2. Doa Bangun Tidur
وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dan apabila bangun, beliau berdoa : Segala puji bagi Allah
yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan kami dan hanya kepadaNya kami
kembali.
HR Al Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud
13:244 No 4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i 6:187
3. Doa Ketika Turun Hujan
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah saw apabila melihat
hujan beliau berdo’a : Ya Allah Jadikanlah Hujan ini, yang
manfa’at. HR Bukhari 4:138 No 974
2. Pengertian
Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada
orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan
kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan
berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada
yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah
psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan
harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen
didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan
pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting
untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan
mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan
reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt,
1994).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah
psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan
harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen
didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan
pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting
untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan
mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra
dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan
oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006),
menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling
mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara
online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi
kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima
resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan
kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk
mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi
berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan
transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau
jasa yang telah dijanjikan.
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/penyebab-manusia-memiliki-harapan/